Minggu, 13 Februari 2011

Baret Merah Kehormatan

Tepatnya pada hari Kamis 20 Agustus 2008 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima anugerah Brevet Komando kehormatan. Brevet KOMANDO Kehormatan disematkan oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo di Markas Satuan-81 Penanggulangan Terorisme (Gultor) Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur.
Penyerahan Brevet Komando dan Baret Merah Kopassus kepada mantan Komandan Brigif 17 Linud Kostrad bukan tanpa alasan. Penyematan itu disebut-sebut karena Presiden SBY dinilai berjasa memberikan kontribusi yang besar kepada Kopassus selama ini. Dengan pemberian brevet Komando ini maka Presiden SBY berhak menggunakan Baret Merah.
Meskipun sempat ditentang oleh beberapa Purnawirawan namun kini untuk menetapkan seorang tokoh atau seseorang dapat menggunakan Baret Merah selama ini pihak Kopassus memiliki 3 jenis proses yang berbeda. Setidaknya senantiasa dapat dijadikan pedoman untuk memberikan Baret Merah. Proses penyerahan Baret Merah kehormatan tersebut adalah :

1. BARET MERAH KEHORMATAN
Diberikan kepada para tokoh yang dianggap berjasa memajukan Kopassus sehingga mereka layak mendapatkan Baret Merah dan kualifikasi Komando seperti yang telah diberikan kepada Presiden SBY.
2. BARET MERAH UJI TERAMPIL PERSEORANGAN (UTP)
Akan dikenakan apabila seseorang dinyatakan lulus melaksanakan Uji Terampil Perseorangan (UTP) misalnya para Korps Wanita Angkatan Darat Kopassus dan perwira dari kecabangan non tempur yang berdinas di Kopassus. Bagi seseorang yang masuk dalam kelompok ini Baret Merah dikenakan tanpa kualifikasi Komando di dada kirinya.
Salah satu tokoh yang pernah melaksanakan UTP adalah Wiranto ketika dia menjabat sebagai Panglima ABRI. Tokoh dimaksud mesti melakukan beberapa uji terampil biasa dikenal dengan sebutan HTF, How to find the force/fighter.
3. BARET MERAH PENDIDIKAN KOMANDO
Ini merupakan Baret Merah yang didapatkan oleh seseorang yang dinyatakan lulus dari pendidikan Komando selama 7 bulan. Dikenakan pertama kali di Pantai Permisan Cilacap setelah melaksanakan operasi rawa laut yang menandai berakhirnya Pendidikan Komando.
Ciri khas lain dari Prajurit Kopassus adalah Sangkur Komando. Sangkur yang terselip dipinggang masing-masing prajurit berbeda dengan sangkur standar TNI lainnya.
Di lingkungan Baret Merah juga terdapat 3 jenis Sangkur. Sangkur Emas untuk Komandan Jenderal dan Wakil Komandan Jenderal serta para anggota kehormatan. Sangkur Perak diberikan bagi prajurit berprestasi, lulusan terbaik tiap angkatan dan pejabat teras Kopassus setingkat Inspektur, Komandan Grup dan para Asisten. Jenis sangkur yang ketiga adalah Sangkur Hitam diberikan kepada para prajurit yang lulus dari pendidikan dan memiliki kualifikasi Komando.
Jenis sangkur diatas berbeda dengan sangkur yang digunakan untuk upacara kemiliteran.
Prajurit Baret Merah yang lengkap dan paten adalah mereka yang memiliki kualifikasi Komando, Baret Merah dan Sangkur Komando. Itulah Sosok Prajurit Komando.
Jadi sekarang tidak perlu ragu lagi membedakan prajurit Kopassus dengan prajurit lainnya. Namun sayangnya mereka jarang sekali berkeliaran di tempat-tempat umum dengan berpakaian dinas. Sedari dulu sedapat mungkin ketika keluar kesatrian, para prajurit tidak lagi menggunakan Pakaian Dinas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar